Gubernur Sultra Resmikan Jembatan Bailey di Konawe Utara sebagai Solusi Darurat Banjir

Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, meresmikan penggunaan perdana Jembatan Bailey di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Jumat (25/07/2025). Jembatan ini dibangun sebagai solusi darurat atas putusnya konektivitas jalan akibat banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.
Turut hadir dalam peresmian ini Ketua DPRD Sultra, Anggota Forkopimda Sultra, Bupati Konawe Utara, Forkopimda Konut, Ketua Tim Penggerak PKK Konawe Utara, Ketua Tim Ahli Gubernur Sultra, Kepala OPD Provinsi Sultra, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Sultra, Kepala Balai Wilayah Sungai IV Sultra, serta tokoh masyarakat, camat, lurah, dan warga sekitar.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Martin Effendi Patulak, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan ini didasari oleh tiga hal utama: instruksi langsung dari Gubernur, SK Bupati Konawe Utara Nomor 221 Tahun 2025 tentang Status Siaga Bencana, dan hasil review Inspektorat Provinsi Sultra.

Adapun tujuan pembangunan Jembatan Bailey ini adalah untuk:
- Memulihkan konektivitas antarwilayah di Kabupaten Konawe Utara;
- Menjamin kelancaran distribusi logistik masyarakat;
- Menunjang pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa kehadiran Jembatan Bailey merupakan bentuk kehadiran nyata pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan akses jalan yang layak.
“Hari ini kita berkumpul di sini dalam rangka meresmikan Jembatan Bailey sebagai solusi darurat untuk mengatasi kesulitan masyarakat yang sempat terputus akses jalannya akibat banjir. Sebulan lalu, lokasi ini menjadi titik kumpul masyarakat karena kendaraan tak bisa melintas, bahkan harus menggunakan rakit untuk menyeberang. Kita semua turun langsung saat itu, dan akhirnya sepakat untuk segera bertindak cepat,” — Gubernur Andi Sumangerukka

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja sama dan sinergi yang terjalin, sehingga pembangunan jembatan bisa segera diwujudkan. Gubernur menyebutkan bahwa sempat ada kekhawatiran jembatan harus didatangkan dari Sulsel, namun ternyata material tersedia di wilayah sendiri.
“Alhamdulillah, dengan kondisi darurat dan dukungan dana Belanja Tidak Terduga (BTT), kita bisa segera membangun jembatan ini. Kalau tidak tersedia anggaran, saya bahkan siap pakai dana pribadi karena ini menyangkut keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Meski bersifat sementara, jembatan ini akan dilanjutkan dengan pembangunan jembatan permanen pada tahun 2026 mendatang.
“Untuk saat ini, manfaatkan jembatan ini dengan baik. Jaga dan pelihara. Karena ini merupakan penghubung utama antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, serta jalur penting distribusi dan pelayanan masyarakat,” imbuh Gubernur.

Jembatan Bailey tersebut memiliki panjang 51 meter yang terdiri dari tiga segmen, dibangun dalam waktu 75 hari kalender dengan anggaran Rp3,191 miliar dari dana BTT APBD Provinsi Sultra. Material jembatan disuplai oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Sultra, dan dinyatakan aman untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan kapasitas hingga 25 ton.
Peresmian jembatan ditandai dengan pemakaian perdana secara simbolis oleh Gubernur.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Jembatan Kota Maju Asera dapat digunakan. Selamat dan sukses atas peresmian penanganan darurat banjir ruas Landawe – Kota Maju Asera melalui pemasangan Jembatan Bailey,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi Sultra berharap kehadiran jembatan ini dapat memperlancar mobilitas masyarakat serta mendukung pelayanan publik lintas kabupaten dan provinsi, terutama saat terjadi bencana.

Usai peresmian, Gubernur kembali menegaskan kepada media bahwa pembangunan jembatan ini merupakan langkah cepat dalam merespons situasi darurat akibat banjir.
“Hari ini sudah bisa dilintasi. Sebulan lalu, kendaraan harus naik rakit untuk menyeberang karena banjir. Kami bersama Forkopimda turun langsung melihat kondisi di lapangan dan sepakat membangun Jembatan Bailey sebagai solusi cepat,” jelasnya.
“Karena ini darurat, kita tidak bisa menunggu proses panjang anggaran. Maka kita bangun dulu jembatan Bailey ini. Insyaallah, setelah jembatan permanen terbangun, masyarakat tidak lagi terganggu saat banjir melanda,” tutup Gubernur.
IKP