Ngeprank 112 Sama Ngeprank Malaikat

Pekan ketiga Juni 2025 menjadi momen yang cukup memalukan bagi sebagian warga Kota Kendari. Pasalnya, sejumlah oknum warga bertindak iseng dan tidak bertanggung jawab dengan melakukan prank terhadap petugas layanan darurat 112 milik Pemerintah Kota Kendari.
Layanan 112 dirancang untuk merespons kebutuhan masyarakat dalam situasi darurat. Namun dari total 2.360 panggilan yang masuk, hanya sekitar 22 panggilan yang benar-benar valid dan membutuhkan pertolongan. Sisanya? Panggilan palsu alias prank.
Hello… kurang kerjaan, ya?
Aksi iseng ini bukan sekadar mengganggu—tapi berpotensi membahayakan nyawa orang lain. Bayangkan, jika semua panggilan dianggap bercanda, bagaimana ketika seseorang benar-benar membutuhkan pertolongan? Apa yang akan terjadi jika respons menjadi lambat karena petugas mulai ragu terhadap kebenaran laporan?
Kota Kendari memang sedang membangun. Banyak fasilitas umum yang dibuat untuk kenyamanan warga: lampu taman di kali Kadia, kursi-kursi santai di area MTQ, bunga-bunga indah di trotoar jalan Tengah. Tapi, entah kenapa, sebagian orang malah merusaknya. Lampu taman dicopoti, baut kursi dipreteli, bunga dicabut seenaknya.
Itu bukan kreativitas—itu kreativitas menyebalkan.
Kini, mereka bahkan iseng terhadap sistem penyelamat nyawa. Ngeprank layanan 112 itu bukan main-main. Itu seperti ngeprank malaikat. Jangan sampai kalian jadi penyebab seseorang kehilangan nyawa, dan sebagai akibatnya malaikat justru salah mencabut nyawa kalian.
Percayalah, kalian tak ingin berhadapan langsung dengan malaikat pencabut nyawa. Apakah pernah terpikir, bahwa tindakan iseng ini bisa menimbulkan bencana yang lebih besar? Bahwa gara-gara prank, orang lain bisa tak tertolong dalam kecelakaan, kebakaran, atau bencana alam?
Layanan 112 adalah hadiah istimewa dari Pemkot Kendari untuk warganya. Sebuah kemajuan layanan publik yang patut dijaga dan dimanfaatkan dengan bijak.
Jadi, untuk para warga yang iseng: hentikan sekarang.
Ngeprank layanan darurat itu bukan lucu, bukan keren, dan bukan rebel. Itu konyol. Itu membahayakan. Itu merugikan semua orang. Dan jika kalian terus-terusan iseng, jangan salahkan siapa-siapa kalau satu saat malaikat Israfil meniup sangkakala—dan justru nama kalian yang pertama dipanggil.