Pemerintah

Wakil Gubernur Sultra Tegaskan Kepemimpinan sebagai Kunci Masa Depan Daerah

Lapangan Kantor Gubernur Sultra kembali menjadi saksi komitmen birokrasi pada Senin, 21 Juli 2025. Di hadapan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., memimpin apel gabungan dengan narasi yang bukan hanya administratif, tetapi juga reflektif—tentang makna sejati dari kepemimpinan.

Apresiasi ia sampaikan atas membaiknya kedisiplinan ASN dalam pelaksanaan apel dan tugas harian. Namun lebih dari sekadar evaluasi, ia menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, penilaian terhadap tingkat kedisiplinan akan diumumkan secara terbuka. Kantor-kantor yang paling tertib dan yang kurang disiplin akan terlihat terang-benderang di hadapan publik birokrasi.

“Saya melihat perkembangan demi perkembangan, kehadiran ASN semakin baik. Dalam waktu dekat, kantor yang paling disiplin dan yang kurang disiplin akan diumumkan,” tegasnya.

Ir. Hugua juga menyinggung soal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan segera disahkan. Bagi dia, dokumen ini bukan sekadar perencanaan lima tahunan, tapi manifestasi konkret dari janji politik pasangan ASR–Hugua. Ia menekankan, RPJMD itu akan menjelma menjadi arah kebijakan tahunan melalui RKPD, APBD Perubahan, dan APBD Induk ke depan.

Fokus pembangunan diarahkan pada tiga sektor unggulan yang disebutnya sebagai leading sector: ketahanan pangan dan kelautan; industri hilirisasi berbasis masyarakat; serta penguatan sektor pariwisata sebagai penggerak pembangunan lintas sektor. Sektor-sektor lain tetap diberi porsi anggaran, namun peran mereka diarahkan sebagai pendukung yang menguatkan struktur utama pembangunan daerah.

Namun, yang paling menggugah dari arahannya adalah pandangannya soal kepemimpinan. Ia tidak berbicara teknis administratif atau manajerial, melainkan membawa peserta apel menyelami makna yang lebih dalam: menjadi pemimpin yang mampu menumbuhkan pemimpin lainnya.

“Kepemimpinan bukan sekadar administrasi, tetapi bagaimana Anda menginspirasi,” ucapnya.
“Seorang kepala OPD harus mampu menciptakan kepala bidang yang hebat, lalu kepala bidang melahirkan kepala seksi yang hebat. Begitu seterusnya.”

Dalam pandangannya, seorang pemimpin sejati adalah mereka yang berpikir besar, memiliki visi yang terarah, serta mampu menanamkan nilai-nilai profesionalisme kepada seluruh tim kerja. Ia mencontohkan Gubernur Sultra sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan PAD dan anggaran pusat demi mendorong kemajuan daerah.

Satu peringatan penting ia sampaikan kepada seluruh ASN: bahwa tak ada yang betul-betul aman di sistem birokrasi jika tidak menunjukkan kinerja, dedikasi, dan integritas.

“Tidak ada yang aman, saya pun tidak aman. Fokus dan dedikasi pada tugas masing-masing. Jangan salahkan siapa pun jika Anda tersingkir dari sistem.”

Arahan ini disebutnya sebagai pembuka dari “seri pandangan” tentang kepemimpinan yang akan terus ia sampaikan di kesempatan selanjutnya. Karena baginya, masa depan Sulawesi Tenggara sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan di semua lini birokrasi.

“Ini adalah seri pertama dari pandangan saya tentang definisi kepemimpinan. Insyaallah akan saya lanjutkan dalam seri-seri berikutnya. Karena bagi saya, kepemimpinan adalah kunci masa depan Sulawesi Tenggara.”

Apel ini bukan hanya menjadi rutinitas administratif, tetapi juga titik tolak untuk memperkuat barisan. Konsolidasi batin dan tekad, menuju birokrasi yang tidak hanya disiplin, tapi juga penuh visi dan inspirasi.
IKP